PUISI : Satu Pilihan
Satu Pilihan
Angan-angan menyakitkan
ingin berlama-lama
diam merasakan semua putaran
namun bola salju besar
tak jua berhenti
terus turun menggelinding.
Waktu pandai menjerat
dia berkuasa
tidak membiarkan jam
menit hingga sekadar
detik yang sering terlupa
luput dari jarum jam
yang tak berbelas kasihan.
Tahun berasa bulan
bulan mengerucut hari
hari membias detik
terus begitu rupa
dan saat tersadar
telah menjadi tua.
Hanya satu pilihannya
berlama di
pemberhentian angan
menunggu waktu memakan
atau berdiri
bangkit menantang.
"Aku telah memakan anda,
waktu tak berperasaan!"
Dibuat dalam rangka mengikuti
#PuisiUntukSapardi #SapardidanWaktu
Angan-angan menyakitkan
ingin berlama-lama
diam merasakan semua putaran
namun bola salju besar
tak jua berhenti
terus turun menggelinding.
Waktu pandai menjerat
dia berkuasa
tidak membiarkan jam
menit hingga sekadar
detik yang sering terlupa
luput dari jarum jam
yang tak berbelas kasihan.
Tahun berasa bulan
bulan mengerucut hari
hari membias detik
terus begitu rupa
dan saat tersadar
telah menjadi tua.
Hanya satu pilihannya
berlama di
pemberhentian angan
menunggu waktu memakan
atau berdiri
bangkit menantang.
"Aku telah memakan anda,
waktu tak berperasaan!"
Dibuat dalam rangka mengikuti
#PuisiUntukSapardi #SapardidanWaktu
Komentar
Posting Komentar